Selasa, 29 Maret 2016

[Review Buku] Dangerous Love by Christina Tirta

Dangerous Love
oleh Christina Tirta
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Editor: Donna Widjajanto
Desain Sampul: Marcel A. W
296 halaman
Rate 3 of 5

Dunia Catherine luluh lantak saat ibunya menikah lagi dengan ayah Chantal. Chantal adalah gadis manis yang menyenangkan dan dicintai seluruh dunia. Hanya Catherine yang bertekad membencinya sepenuh hati. Bagaimana tidak? Chantal merebut Mami,  satu-satunya orang yang ia sayangi. Chantal bagaikan tsunamai yang menghancurkan kehidupan Catherine.
Namun, membenci Chantal bukanlah masalah terbesar Cath.
Hidupnya makin berantakan seperti keping-keping puzzle yang berserakan sejak Christ, pria misterius yang di kenalnya di kafe tenda Joe berhasil mencuri hatinya. Ia terpaksa menjalani kebohongong yang bagai jerat tak berujung pangkal.
Tertarih-tatih Carh berusaha melepaskan diri. Melewati berbagai rintangan yang membuatnya mengalami dan menyadari arti cinta dan benci.
Mencintai dan dicintai.
Membenci dan dibenci.
Sanggupkah Catherine terbebas dari perangkap itu dan menyusun keping-keping puzzle-nya hingga utuh?
***

Hidup Cath berubah, saat Mami-nya menikah dengan Om Frans, ayah Chantal. Ayah tiri hanyalah awal penderitaan Cath, tapi kehadiran Chantal lah yang membuat Cath membenci kehidupan. Chantal sosok gadis sempurna yang merebut segalanya dari Cath, bukan hanya pintar merebut simpati dari orang lain, bahkan Mami pun seolah-olah terpikat dengan gadis cantik, manis, lucu dan murah senyum seperti Chantal.

Tapi Cath membenci semua itu.

Ia benci Chantal.

Meski Cath hidup dengan bayang-bayang “sempurna” Chantal, ia menemukan cinta dari seorang bernama Christ. Cowok tampan dengan rambut ikal serta senyum yang menawan. Hati Cath makin berbunga ketika Christ melamar Cath dan akan segera melangsungkan pertunangan.

Sayangnya, di hari pertunangan mereka, Chris meninggalkan Cath begitu saja.

***


Antusias banget nemu novel ini di aplikasi iJak, dan para reviewer pun mengatakan novel ini bergenre romance-thriller, aku pun gak ragu buat baca novel ini. Lebih tepatnya kepenasaran tingkat tinggi. Tapi selesai aku baca novel ini, aku jadi garuk-garuk kepala. Bagian mana dari novel ini yang disebut thriller? Aku sama sekali gak ngerasain sensasi itu. Novel ini murni dan sangat-sangat murni romance dengan konflik yang rumit.  

Konflik dalam novel ini cukup beragam dan saling terkait satu sama lain. Mulai dari kebencian Cath pada Chantal yang berlebihan, terus hubungan Christ dan Cath yang terlalu cepat dan kebetulan yang aneh antara om Frans dan ayah kandung Cath.

Oke ini fiksi, suka-suka penulis mau membangun cerita dan karakter seperti apa. Cuma aku tetap ngerasa semua itu aneh.

Alur yang dipakai rapi, semuanya berjalan dengan seharusnya dan tidak tergesa-gesa. Dan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang disuguhkan dalam novel ini dibuka satu persatu dan dijelaskan dengan baik sekali.

Keanehan lain yang aku rasakan adalah pemberian nama tokoh. Cath, Chantal, Christ dan Clara. Semuanya berawal huruf C, ini sengaja atau Cuma kebetulan aja. Bukannya apa-apa sih, tapi aku kurang suka pemberian nama seperti ini. Apalagi keempat tokoh itu yang menjadi fokus dalam cerita ini. Mungkin ini lebih ke pendapat pribadi kali ya, gak termasuk ke pendapat tentang novel ini.

Banyaknya pengulangan kata. Ini satu hal yang bikin aku risih. Konyol, menyebalkan, dan ironis adalah kata-kata yang paling sering dan banyak aku temui dalam novel ini. Dan Cath paling sering menyebutkan/mengulang tentang Chantal yang bagaikan boneka porselen cantik atau semacamnya lah. Baik itu dalam dialog ataupun dalam diksi. Aku gak ngerti gimana menjelaskan bahwa aku kurang suka dengan pengulangan kata-kata atau kalimat yang itu-itu aja. Pokoknya gak suka aja. Siapa tau dari kalian ada yang bisa menjelaskan perasaan apakah ini? *ini lebay wkwkwkwk

Secara keseluruhan, aku menikmati novel ini. Tapi gak menjadi favorit sih, aku kurang suka adegan romance yang ditawarkan, dan tidak terlalu suka dengan semua karakter. Intinya tidak ada karakter favorit, tidak ada kutipan yang ngena di hati dan tidak ada yang bikin aku wow.

Tapi cukup sangat menikmati.

Hal yang aku pelajari dari novel ini adalah, kebencian kepada seseorang itu hanya bentuk rasa iri yang tertanam dalam diri kita. Dan itu disebabkan karena kita tidak mampu menemukan hal apa yang bagus dalam diri kita. Jangan biarkan diri kita menipu hati bahwa kita tidak sempurna, tapi izinkan orang lain menerima kita. Jadi kalau ada yang bilang “gue gak iri tu sama dia.” Padahal sepanjang hari selalu memandang benci pada orang, percayalah itu bohong.

Novel ini aku rekomendasikan untuk pecinta romance, dan kalau pecinta thriller ada yang pengen coba-coba baca buku ini, silahkan. Tapi sesuai kata-kata aku di atas, aku tidak menemukan bagian manapun thriller dari dalam cerita ini. Novel ini juga cukup aman dibaca untuk usia remaja manapun.

Sampai jumpa di review selanjutnya

Happy Reading All ^^

***

Tulisan ini diikutsertakan dalam:


G+

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentarmu disini

 
;