Sabtu, 09 April 2016

[Review Buku] Save My Soul - Falla Adinda

Save My Soul
By Falla Adinda
Penerbit Bypass
Editor oleh Surip Prayugo
Desain Sampul oleh MH Rizki
Cetakan 1; Januari 2014; 232 hlm
Rate 2 of 5

Ketika pilihan terberat bukan lagi antara memilih warna krayon untuk menggambar atau memilih sepatu mana yang paling cocok untuk rok hari ini; di situlah cinta mulai muncul, sebagai sebuah permasalahan yang rumit.
Mungkin, bukan dinamakan cinta jika tidak meninggalkan sebuah rajutan luka, bukan pula cinta rasanya jika sama sekali tidak pernah meninggalkan jejak berupa rasa hangat di pipi atau pun rasa panas di dada serta rasa sakit di kepala. Tapi, bukankah hidup ini memang terlahir dari cinta?

Saya Annrudha, ini mungkin bukan cerita cinta, aku hanya ingin berbagi cerita.
Annrudha seorang gadis yang bertekad kuat menjadi seorang dokter, ketika impiannya terkabul, seakan tidak puas ia pun memberanikan diri mengambil spesialis. Semua bangga kepadanya, terutama kekasihnya yang bernama Saka, seorang asisten sutradara yang penghasilannya pas-pas an. Kisah cinta mereka terbentur oleh status sosial yang telah di tetapkan oleh masyarakat. Meski Annrudha mencoba bertahan, seorang Saka tidak akan mampu untuk menyamai langkah wanita yang dicintainya

Ruth gadis yang memiliki cita-cita menjadi psikolog, dan ia membuktikan bahwa ia mampu mewujudkan impiannya. Ia memiliki kekasih hati yang sempurna, bernama Bima. Sayangnya, ketika kehidupan Ruth mendekati sempurna, ia harus dihadapkan oleh kanker yang sedang menggerogoti tubuhnya.

Abhinara adalah laki-laki di antara kedua sahabat perempuan itu. ia menjalankan posisinya sebagai pelindung sahabat-sahabatnya. Kehidupan mapan, memiliki harta berlimpah, tampan dan selalu di puja-puja oleh wanita. Sayangnya, Abhi merasakan kesunyian dalam dirinya, cinta yang dulu sempat ia puja membuat ia berubah menjadi sosok yang tidak pernah belas kasih pada namanya cinta.

Bagaimanakah akhir dari kisah tiga sahabat tersebut?
“Hidup idealis ga akan bawa lo ke mana-mana, kejar dulu yang wajib, baru hidup senang dari apa yang lo udah hasilin, kejar deh impian printilan lo. Haha.” (Abhi) – hal 11

***


Sumpah kapok baca romance kayak gini!!!

Rasanya kepala aku mau pecah baca kalimat cinta dan percakapan cinta yang gak ada habisnya dan yang di ulang itu-itu aja. Serasa hidup di dunia ini yang bikin kepala cenat cenut Cuma masalah cinta.

Basi!

Oke aku minta maaf untuk pembukaan kurang enak gini. Tapi jujur aja, mules aku baca kisah cinta gini. Atau jiwa-jiwa pecinta misteri kayak aku bakal gak cocok baca ginian, aku harus seleksi lebih lanjut dch kalau mau baca, jangan sampai karya orang yang sebenarnya bagus, jadi jelek pas aku review.

Kalau mau jujur dari hati terdalam, aku bakalan kasih rating 4 buat gaya tulisannya, dan rating 2 buat isi ceritanya.

Konflik

Disini kan ada tiga sahabat, berarti ada tiga konflik. Ann yang bermasalah dengan pilihan hatinya bersama Saka. Ruth yang berjuang melawan kanker. Abhi yang skeptis akan cinta berusaha mencari pelampiasan dengan mengejar harta dunia.

Ide nya bagus, swear! Bagus banget, tentang gimana kita mewujudkan impian dan tentu saja harus ada yang dikorbankan. Seperti Ann yang memilih Saka, meski mereka berdua tahu tidak akan ada masa depan buat mereka berdua. Bima yang setia mendampingi Ruth, meski ia tahu Ruth tidak akan bertahan lama. Dan Abhi yang tidak sedikit pun ingin membuka hatinya untuk gadis mana pun.
“Tapi percayalah, seseorang yang skeptis terhadap cinta adalah orang yang mengerti betul arti komitmen yang serius.” (Ann) – hal 40
Cummmaaaaa....

Kenapa jadi harus dari A sampai Z itu ngomongnya cintaaaa melulu. Kalau aku ibaratkan nie, tahun 90an itu pasti ada kan buku PPKn, masih ingat isinya gimana? Nah kayak gitulah novel ini. Meski bab berganti bab, tapi tokoh utamanya gak ada mengalami kemajuan dalam bersikap.

Contohnya aja gini, si Ann yang galau hubungannya dengan Saka, berulang kali curhat sama Ruth, trus sama Abhi dan curhat lagi sama Ruth da curhat lagi sama Abhi dan yang di omongin itu itu itu itu lagi.

Falla sepertinya lebih fokus dan detail dengan Ann sehingga konflik Abhi dan Ruth dibiarkan berlalu begitu aja. Gak sepanjang, dan gak segalau Ann. Apalagi pas Ann ditaksir cowok baru, itu pun panjang lebar banget curhatnya.

Persahabatan

Falla berhasil menggambarkan bahwa persahabatan cewek dan cowok gak harus terikat cinta. Dan malah bisa menjadi sosok yang tidak tergantikan dalam hidup. Falla mengedepankan tema persahabatan ini, dimana Ann, Ruth dan Abhi selalu ada setiap salah satu temannya susah. Bahkan dalam keadaan sibuk sekalipun mereka tetap saling menjaga komunikasi.

Hal yang sangat baik dari novel ini.

 Ending

Endingnya cukup bijak. Semua pilihan itu ada pada diri kita sendiri. Karena yang menjalani hidup yang kita sendiri juga, bukan orang lain.

Ann, Abhi dan Ruth menemukan kehidupan yang mereka pilih setelah bergalau ria sepanjang buku.
“Sedih ya, saat lo harus mengakhiri hubungan bukan karena lo udah ga cinta, tapi karena keadaan yang memaksa...” (Ann) – hal 110
Ada beberapa hal yang bikin aku kurang nyaman dalam novel ini.

Pertama, Ann memanggil nama Saka dengan sebutan Sak. Coba dech sebutin keras-keras (bukan dalam hati ya) aneh gak manggil nama orang dengan Sak?

Terlalu banyak haha hehe dalam dialog. Orang yang baca kayaknya tau dech yang mana lelucon dan yang gak, jadi yah menurut aku kurang enak di pandang aja.

Secara keseluruhan novel ini banyak kutipan-kutipan yang menarik.Cuma sayangnya, jiwa aku belum siap menyantap novel berbau super romance kayak gini. Puyeng bacanya!!!

Novel ini aku rekomendasikan banget buat romance addict, dan untuk batasan usia aku rasa remaja 17 tahun cukup cocok baca buku ini. karena Falla mengedepankan kedewasaan dalam novel ini. sehingga aku kurang yakin akan mudah di cerna oleh remaja yang masih cukup belia ^^ 


 
***

Tulisan ini diikutsertakan dalam:


G+

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentarmu disini

 
;