Kamis, 15 Desember 2016

[Review Buku] Eye Shadow - Keisha Sarang


Eye Shadow
by Keisha Sarang
Penerbit Laskar Aksara
Editor :Nova Novieta
Cover designer : Osman_Moehammad
Layout : Asep_Sadikin
Cetakan ke-1; tahun 2013; 170 hlm
Rate 1 of 5


-SPOILER-
eye shadow, sebuah novel drama romantis, mengiris tragis tentang cinta yang terkikis.
setiap apa yang kulihat selalu ada bayangannya di mataku. saat aku mengkultuskan cinta, maka, saat itu juga aku terjebak di dalam permainannya (sarangeun apeun-go) cinta itu menyakitkan, meskipun (sarangeun geoseul chiyu hamnida) cinta itu menyembuhkan segalanya sebuah kebodohan telah membuatku kehilangan orang yang sangat kucintai. penyesalan selalu datang di akhir cerita. setelah aku tahu betapa besar cinta & pengorbanannya untukku jindo, (sarang han dago) aku mencintaimu. 

Nara seorang model terkenal. Berkencan dengan Jindo sang photografer yang langganan memotretnya. Meski mereka pacaran, Nara selalu tidak merasa sedang pacaran dengan Jindo. Jindo lebih mementingkan memotret daripada dirinya sehingga Nara sering berbuat aneh-aneh yang memancing kecemburuan Jindo.

Sampai suatu hari, Nara mengalami kecelakaan dan buta. Ia menyalahkan Jindo untuk semuanya dan saat penglihatannya sembuh, ia ingin melupakan Jindo dengan berkecan dengan lelaki tampan yang ia kenal. Lalu saat Nara sadar, bahwa laki-laki yang ia inginkan hanyalah Jindo.


My Review

Sinopsis yang irit kan? Ya aku juga ngerasa begitu saat selesai menulis review dan membaca ulang tulisanku ini.

Inti dari cerita ini (berdasarkan yang aku tangkap setelah menyelesaikan baca buku ini) adalah hargai seseorang yang berada di sampingmu, sebelum dia pergi menjauh dan kamu akan menyesalinya. Dan, aku sedikit ragu dengan kesimpulan yang aku buat ini.
Kenapa?

Oke aku jelaskan.

Di awal cerita Nara kesal sama Jindo, trus dia berpapasan sama cowok super keren yang ternyata penghuni kamar di sebelah apartemen Nara. Nah nggak ada angin, dan nggak ada hujan, si cowok super keren itu berdiri di depan kamar Nara dan kasih sebuket bunga mawar merah yang sangat indah. Trus cowok itu menghilang. Nara yang udah bahagia karena cowok itu naksir sama dia (karena mawar merah) berharap-harap bakal ketemu sama cowok itu lagi. Tapi dinanti-nanti, cowok itu nggak muncul dan karena penasaran Nara ketuk pintu apartemennya, dan tahu apa hasilnya?

Cowok itu udah meninggal sebulan yang lalu.

WTF!

Apa maksud coba? Setelah Jindo dan Nara bertengkar gara-gara mawar itu, Nara kepicut sama cowok asing, eh rupanya cowok kece itu udah meninggal. Ada hantunya lagi. Oke aku pikir ini pasti ada lanjutannya, atau penjelasan masuk akal. Ternyata tidak ada sama sekali.

Lalu Nara dan Jindo baikan lagi. Nara maksa ikut ke jeju tempat pemotretan proyek Jindo. Nah karena Nara kesal sama Ryu, asisten cewek yang sering sama Jindo, Nara ketabrak. Trus Nara salah-salahin Jindo dan Ryu karena dia buta.

Hello!! Nara yang cemburu sendiri, Nara yang lari-lari nggak jelas di jalan raya, marah-marah sama Jindo dan Ryu yang nggak salah apa-apa. Aku bacanya melongo. Serius!

Dan begonya, Jindo ngasih kornea matanya buat Nara. Padahal mata bagi seorang photogafer adalah nyawa. Bener kan? Nah Nara yang nggak tahu apa-apa, ngincar cowok tampan dan kaya. Dan ternyata cowoknya brengsek. Akhirnya dia ngincar Jindo lagi yang udah hidup kaya raya jadi photografer terkenal (ini aku nggak tahu kenapa bisa. Nggak ada dijelasin)

Ending?

Lebih parah lagi.

Ryu sumbang mata buat Jindo. Dan Jindo akhirnya nikah sama Ryu.

Emangnya mata itu apa coba? Enak aja main sumbang-sumbang? Tuhan ngasih organ penting itu untuk diri sendiri, bukan buat di sumbangin seenaknya. Kecuali kalau udah mati, itu terserah.

Kalau kalian ngikutin Instagram aku (@ntarienovrizal_) aku ada share #readingprogress saat membaca novel ini. Ada tiga hal yang mencolok yang aku bahas.

Pertama tentang pembahasan yang terkesan copypaste dari artikel (entah internet atau buku). Aku yakin itu copy paste karena tulisannya sedikit berbeda dengan tulisannya yang berisi kisah Jindo dan Nara. Dan dugaan aku makin diperkuat ketika terselip kata “Anda” dalam salah satu tulisan yang aku duga dicopypaste.

Kedua pembahasan panjang lebar tentang hal nggak penting. Salah satunya tentang artikel sebuah mobil yang digunakan Nara. Mobil merek Hyundai yang mahal. Pembahasannya cukup rinci, sampai nama mesin, emisi yang dikeluarkan, pemasaran dan produksinya dijelaskan (dan menurut aku tetap di copy paste) secara detail. Hanya untuk sebuah mobil yang penampakannya nggak sampai 1 paragraf dijelaskan sebanyak dua halaman! DUA HALAMAN!!!



Ketiga, pemakaian tulisan hangul, romanization dan indonesia dalam waktu bersamaan. Aku tahu novel ini temanya  Korea’s Story, yaitu cerita yang bersetting di korea dan ada percakapan-percakapan korea. Biasanya, percakapan yang sering muncul itu percakapan sehari-hari, seperti selamat pagi, aku mencintaimu, apa kabar dll, dan itu pun ditulis dengan romannization (kadang penulis menyelipkan bahasa indonesia atau nggak sama sekali, karena terlalu umumnya percakapan tersebut) tapi Keisha Sarang memuat tiga bahasa sekaligus dalam bukunya. Hangul, Romanization dan Indonesia. Pertanyaannya, UNTUK APA? Yang ada aku merasa terganggu, karena mau nggak mau pas lagi baca, ketengok juga huruf hangul itu.



Jujur, aku nggak rekomendasikan buku ini. Tapi kalau kalian mau membuktikan dugaan copy paste yang dilakukan keisha sarang, silahkan coba aja baca. Dan kalau aku salah, aku terima di kritik.

Sampai jumpa di review selanjutnya

***

Tulisan ini diikutsertakan dalam:


G+

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentarmu disini

 
;