Senin, 18 Mei 2015

[Review Buku] Kumpulan Cerpen - Cinta Dalam Diam




Judul: Cinta Dalam Diam...
...dan cerita-cerita lainnya
by Nalla Dewi, Indra Purwana, Ramayoga, Dian Mustofa, FX Dimas, Bara Satria, Devi Murti, Aqessa Aninda, Sri Yulan Mokoginta, Aufa Vicka, Syifa Fauziah, Aya Nurhayani, Annisa Fitriah, Ahmad Hudzaifah
Penerbit Nulis Buku
Cetakan ke-1; Febuari 2015; 146 Hlm
Rate 3 of 5

Jatuh cinta memang berjuta rasanya. Mulai dari manis, indah, sampai yang tidak menyenangkan. Namun semua itu tidak bisa dirasakan oleh mereka yang terperangkap dalam ketakutan. Takut menyatakan perasaan dan takut terhadap penolakan. Ya, mereka adalah orang-orang yang mengarungu cinta dalam diam.
Memang sih cinta itu layaknya main paralayang: dapat naik terbang ke atas lalu bahagia atau justry terjatuh ke bawah menimbulkan luka.
Tapi yang pasti, di dalam kumpulan cerita ini hanyalah sebagian kecil dari jutaan manusia yang pernah merasakan pahit, getir, dan asamnya jatuh cinta. Lalu, apakah pilihan “diam” ini adalah sesuatu yang salah? Hmm... tentu tidak, karena mereka adalah orang terpilih yang mencintai dalam fiksi, tanpa meributkan “si dia” harus dimiliki.


Buku ini berisi 14 cerita pendek yang bertema “Cinta Dalam Diam”. Oke mungkin sedikit galau, tapi gak semua cerita di dalam buku ini bikin galau kok, karena ada beberapa kisah yang Happy Ending. Karena ada 14 cerita pendek, berarti ada 14 penulis yang ikut bebartisipati terhadap penulisan buku ini.

Ini dia ke-14 cerita tersebut.

1.      Cinta Dalam Diam: Harum, gadis dewasa yang mencintai Aga dengan cara luar biasa. Tapi ketidakpedulian Aga membuat Harum akhirnya mundur dari hubungan yang tidak tahu kemana arahnya. Suatu pagi, Aga mengirimkan pesan teks untuk Harum. Bolehkah Harum berharap bahwa Aga mulai menginginkannya?


2.      Balada Cinta Monyet: Shania gadis cantik dan pintar mampu merebut hati anak laki-laki urakan bernama Indra. Sempat galau karena tidak berani untuk menyapa sang gadis itu. Dan ketika ia punya keberanian untuk mengajaknya makan, Indra harus menelan rasa kecewa. Ia terlambat ... terlambat untuk mengutarakan cinta monyet yang bersemayam di dadanya.


3.      Diam dan Cium Aku Sekarang: Evan dan Widi adalah tetanggan dan teman masa kecil. Waktu terus berlalu hingga menimbulkan cinta di hati Evan. Tapi tidak dengan Widi karena ia sudah memiliki kekasih. Ketika Widi putus dengan kekasihnya, ia menangis di hadapan Evan. Dan saat itu Evan menyatakan cintanya. Widi menjauh dan Evan kehilangan sahabat serta orang yang dicintainya.



4.      Nostalgia: Eka menghadiri reuni kecil-kecilkan yang di adakan oleh Akbar. Ketika reuni berakhir Akbar mengajak Eka bernostalgia dengan melihat kembali album foto saat mereka SMA. Setiap lembaran album yang dibuka Akbar mengingatkan Eka akan cintanya yang tidak pernah ia raih. Rasa cinta yang makin lama bukannya makin hilang, malah makin bertambah.


5.      Lelaki Penikmat Pantonim: Juno Sanjaya bekerja sebagai pantonim. Diam-diam menyukai Zoya gadis cantik yang menaruh perhatian lebih kepada Juno. Juno sebenarnya tidak berharap lebih dari perhatian Zoya, tapi hati tidak bisa di bohongi. Ia mencintai Zoya dan tidak mampu mengatakannya. Karena ia tahu, kekurangannya tidak akan mampu bersanding dengan gadis seperti Zoya.


6.      Putri Jerawat Meteor: Putri Jelita bukanlah gadis cantik, tapi ia terjebak di Universitas yang khusus menerima pangeran dan putri, dimana penampilan adalah segalanya. Sialnya ia mencintai pangeran Bowo Kinclong. Tapi Putri Jelita sadar, ia bukan tipe pangeran tersebut. Tapi ada suatu keadaan dimana Bowo Kinclong berpaling kepada Putri Jelita, hingga seluruh gadis-gadis iri kepada Putri Jelita.


7.      Sekapur Sirih: Dea mencoba mendaki gunung, dengan penyakit asmanya ia tetap nekat mendaki hingga ke puncak Lawu. Ketika Dea hampir ketinggalan dari teman-temannya, Sadewa muncul membantu Dea. Laki-laki asing yang membantu Dea hingga ke puncak Lawu. Pemandangan yang indah menjadi kenangan tidak terlupakan, rupanya bukan hanya kenangan akan keindahan puncak Lawu yang berbekas di hati Dea. Tapi sosok Sadewa pun ikut menjadi kenangan dihatinya.


8.      Hujan Tiga Detik: Kia menyukai Ezra. Ezra sudah memiliki kekasih. Ezra diam-diam memperhatikan Kia, begitu juga sebaliknya. Fakta-fakta yang jelas tapi tidak pernah terungkap. Membuat rasa suka itu hanya sekedar menjadi bumbu cerita masa-masa muda mereka, tanpa berharap lebih. Sebuah senyuman di bawah hujan sudah cukup mengisyaratkan apa yang tidak tersirat.


9.      Sebut Saja R: Bercerita tentang seseorang yang memiliki tempat istimewa dan penuh kenangan akan orang yang disukainya.


10.  Sebuah Kesalahan: Cerita cinta sepihak yang tidak akan pernah bisa terwujud. Bukan karena masa lalu yang kelam, bukan karena fisik tidak sempurna, dan bukan pula karena material. Sebuah kesalahan dari diri yang tidak bisa menyatukan cinta, sedekat apapun dirinya dengan orang yang ia cintai.


11.  Satu Kesempatan: Cerita indah nan sedih tanpa nama. Pertemuan rutin di halte bis menimbulkan cinta tanpa terucap. Menyangka sang waktu akan berbaik hati membiarkan kebersamaan itu terus terjadi. Tanpa menyadari, bahwa waktu jugalah yang memendekan cinta itu.


12.  Di Muara Tak Berdemaga: Percakapan hanya sebatas pesan singkat. Tanpa saling menanyakan kabar satu sama lain. Tapi Kenari selalu mencintai Langit Utara. Kenari tidak menolak ketika Langit Utara mengajaknya ke Belitung. Apakah cinta Kenari akan menjadi nyata?


13.  Senja: Jenna menyukai senja, tapi Nara tidak. Dan di penghujung senja ia terpaksa melepasakan Jenna.


14.  Pengorbanan dan Ketulusan: Putri dan Ebey sahabat. Kepopuleran Ebey selalu berhasil menarik perhatian teman-teman Putri. Tentu saja perasaan gusar dan sedih membayang di hati Putri. Tapi ia abaikan perasaan itu. Karena ia lebih senang menantap kebahagian Ebey daripada kebahagian dirinya sendiri.


***

Gimana sinopsis singkat dari ke-14 cerita di atas? Menggugah buat dibaca tentunya kan ...

Sebenarnya tema galau kayak “Cinta Dalam Diam” ini bagus lho. Tau kenapa? Karena ada sesuatu yang dapat dijadikan pembelajaran. Ada cerita yang mendorong agar kita lebih berani mengutarakan cinta dan berakhir bahagia. Ada cerita yang mendorong kita berani mengutarakan cinta walaupun berakhir ditolak. Dan ada juga cerita yang terpaksa menahan cinta serta kerinduan hingga menyiksa diri sendiri. Kalau menyiksa diri sendiri sich mending, tapi cinta seperti ini bisa juga menyiksa dua pihak.

Karena ditulis oleh 14 orang yang berbeda, jadi akan ditemukan cara penulisan yang berbeda pula. Ada yang kebanyakan narasi, full narasi, ada yang ringan, ada yang menggigit karena lucu bingitz, ada yang romantis, dan ada juga yang sedih pake banget. Dan paling penting serta utama, ke-14 cerita ini menggambarkan dengan pas ke-galau-an tokoh utama. Siapa tau diantara kalian ada yang bisa bernostalgia dengan cerita ini atau mungkin sedang merasakannya.

Kalau ditanya pendapatku sebagai pembaca, aku tidak suka membaca suatu tulisan fiksi kebayakan narasi. BOSAN ....  Jujur ya ada satu cerita yang aku lompatin karena terlalu bosan baca narasinya. Apalagi kalau sudut pandang orang pertama tunggal dengan “Aku” sebagai tokoh utamanya. Itu bakal bosan bacanya kalau terlalu detail menyebutkan/mendeskripsika sesuatu.

“Cinta Dalam Diam” ini kan temanya galau, jadi akan ketemu sama sisi melakonlis dan sikap sentimnetil si tokoh utama. Ada beberapa cerita yang menampilkan terlalu berlebihan sisi itu sehingga terkesan, “masa iya demi cinta sampe kayak gitu?”. Aku bingung menggunakan istilah cerita cinta yang terlalu melebihkan, jadinya tidak terasa normal. Sehingga terkesan terlalu mengagungkan cinta. Padahal yang bikin kepala pusing atau sakit hati bukan karena cinta aja. Eh kan mulai keluar sifat emak-emak yang sok kasih nasehat hehe

Typo sebenarnya gak banyak, tapi rasanya menganggu sekali. Ada beberapa kali “Kau” dan “Aku” tertukar, sampai bingung bacanya. Tapi setelah di pahami, baru aku sadar kalau itu typo. Dan ada pengulangan kata dalam satu kalimat, sehingga menimbulkan arti yang ambigu.

Overall, untuk bacaan santai di sela-sela waktu senggang buku ini pas banget buat nemenin kamu. Aku suka tulisannya yang jelas dan kertas putih kayak kertas HVS tapi lebih tebal. Jadi gak mudah robek kayak kertas novel yang warnanya kusam. Dan gak nyangka kalau ada pembatas bukunya, walaupun sederhana, tapi aku tetap suka. Soalnya ada penerbit kan yang pelit banget soal pembatas buku. Harus novel yang harganya mahal + tebal baru dapat pembatas buku.

By the way, buku ini cocok lho jadi kado. Karena covernya kayaknya rame banget, padahal Cuma gambar “hati” doang. Atau buat kamu yang lagi pedekate dan gak berani ungkapin perasaan kamu, bisa nie kasih buku ini sebagai modus isi hati kamu yang sbenarnya. Karena aku yakin isinya mencerminkan banget isi hati kamu yang galau dan nyesek karena nyimpan cinta terlalu lama.

Nasihat terakhir dari aku. Tidak perlu galau berlebihan kalau sudah berurusan dengan cinta. Karena cinta sesama manusia yang berlebihan tidak akan membuat diri kita  menjadi lebih baik. Sewajarnya aja lah, jadi andaikan patah hati, patah hatilah sewajarnya juga.




Selamat Membaca




G+

3 komentar:

  1. Jangan terlalu bangga jika pacarmu mengatakan cinta, karena perasaan manusia itu layaknya sebuah musim berganti-ganti.

    Setiap awal pasti ada akhir, setiap masalah pasti ada solusi. Jangan menyerah, percaya diri. Yakinlah bahagia menantimu.

    BalasHapus
  2. hai, ini termasuk fiksi atau non fiksi ya?

    BalasHapus

Berikan komentarmu disini

 
;