Judul:
Cinta Dalam Diam...
...dan
cerita-cerita lainnya
by
Nalla Dewi, Indra Purwana, Ramayoga, Dian Mustofa, FX Dimas, Bara Satria, Devi
Murti, Aqessa Aninda, Sri Yulan Mokoginta, Aufa Vicka, Syifa Fauziah, Aya
Nurhayani, Annisa Fitriah, Ahmad Hudzaifah
Penerbit
Nulis Buku
Cetakan
ke-1; Febuari 2015; 146 Hlm
Rate
3 of 5
Jatuh cinta memang berjuta rasanya.
Mulai dari manis, indah, sampai yang tidak menyenangkan. Namun semua itu tidak
bisa dirasakan oleh mereka yang terperangkap dalam ketakutan. Takut menyatakan
perasaan dan takut terhadap penolakan. Ya, mereka adalah orang-orang yang
mengarungu cinta dalam diam.
Memang sih cinta itu layaknya main
paralayang: dapat naik terbang ke atas lalu bahagia atau justry terjatuh ke
bawah menimbulkan luka.
Tapi yang pasti, di dalam kumpulan
cerita ini hanyalah sebagian kecil dari jutaan manusia yang pernah merasakan
pahit, getir, dan asamnya jatuh cinta. Lalu, apakah pilihan “diam” ini adalah
sesuatu yang salah? Hmm... tentu tidak, karena mereka adalah orang terpilih
yang mencintai dalam fiksi, tanpa meributkan “si dia” harus dimiliki.
Buku ini
berisi 14 cerita pendek yang bertema “Cinta Dalam Diam”. Oke mungkin sedikit
galau, tapi gak semua cerita di dalam buku ini bikin galau kok, karena ada
beberapa kisah yang Happy Ending. Karena ada 14 cerita pendek, berarti ada 14
penulis yang ikut bebartisipati terhadap penulisan buku ini.
Ini dia ke-14
cerita tersebut.
1.
Cinta
Dalam Diam: Harum, gadis dewasa yang mencintai Aga dengan cara luar biasa.
Tapi ketidakpedulian Aga membuat Harum akhirnya mundur dari hubungan yang tidak
tahu kemana arahnya. Suatu pagi, Aga mengirimkan pesan teks untuk Harum.
Bolehkah Harum berharap bahwa Aga mulai menginginkannya?
2.
Balada
Cinta Monyet: Shania gadis cantik dan pintar mampu merebut hati anak
laki-laki urakan bernama Indra. Sempat galau karena tidak berani untuk menyapa
sang gadis itu. Dan ketika ia punya keberanian untuk mengajaknya makan, Indra
harus menelan rasa kecewa. Ia terlambat ... terlambat untuk mengutarakan cinta
monyet yang bersemayam di dadanya.
3.
Diam dan
Cium Aku Sekarang: Evan dan Widi adalah tetanggan dan teman masa kecil.
Waktu terus berlalu hingga menimbulkan cinta di hati Evan. Tapi tidak dengan
Widi karena ia sudah memiliki kekasih. Ketika Widi putus dengan kekasihnya, ia
menangis di hadapan Evan. Dan saat itu Evan menyatakan cintanya. Widi menjauh
dan Evan kehilangan sahabat serta orang yang dicintainya.
4.
Nostalgia:
Eka menghadiri reuni kecil-kecilkan yang di adakan oleh Akbar. Ketika reuni
berakhir Akbar mengajak Eka bernostalgia dengan melihat kembali album foto saat
mereka SMA. Setiap lembaran album yang dibuka Akbar mengingatkan Eka akan
cintanya yang tidak pernah ia raih. Rasa cinta yang makin lama bukannya makin
hilang, malah makin bertambah.
5.
Lelaki
Penikmat Pantonim: Juno Sanjaya bekerja sebagai pantonim. Diam-diam
menyukai Zoya gadis cantik yang menaruh perhatian lebih kepada Juno. Juno
sebenarnya tidak berharap lebih dari perhatian Zoya, tapi hati tidak bisa di
bohongi. Ia mencintai Zoya dan tidak mampu mengatakannya. Karena ia tahu,
kekurangannya tidak akan mampu bersanding dengan gadis seperti Zoya.
6.
Putri
Jerawat Meteor: Putri Jelita bukanlah gadis cantik, tapi ia terjebak di
Universitas yang khusus menerima pangeran dan putri, dimana penampilan adalah segalanya.
Sialnya ia mencintai pangeran Bowo Kinclong. Tapi Putri Jelita sadar, ia bukan
tipe pangeran tersebut. Tapi ada suatu keadaan dimana Bowo Kinclong berpaling
kepada Putri Jelita, hingga seluruh gadis-gadis iri kepada Putri Jelita.
7.
Sekapur
Sirih: Dea mencoba mendaki gunung, dengan penyakit asmanya ia tetap nekat
mendaki hingga ke puncak Lawu. Ketika Dea hampir ketinggalan dari
teman-temannya, Sadewa muncul membantu Dea. Laki-laki asing yang membantu Dea
hingga ke puncak Lawu. Pemandangan yang indah menjadi kenangan tidak
terlupakan, rupanya bukan hanya kenangan akan keindahan puncak Lawu yang
berbekas di hati Dea. Tapi sosok Sadewa pun ikut menjadi kenangan dihatinya.
8.
Hujan
Tiga Detik: Kia menyukai Ezra. Ezra sudah memiliki kekasih. Ezra diam-diam
memperhatikan Kia, begitu juga sebaliknya. Fakta-fakta yang jelas tapi tidak
pernah terungkap. Membuat rasa suka itu hanya sekedar menjadi bumbu cerita
masa-masa muda mereka, tanpa berharap lebih. Sebuah senyuman di bawah hujan
sudah cukup mengisyaratkan apa yang tidak tersirat.
9.
Sebut
Saja R: Bercerita tentang seseorang yang memiliki tempat istimewa dan penuh
kenangan akan orang yang disukainya.
10. Sebuah Kesalahan: Cerita cinta sepihak
yang tidak akan pernah bisa terwujud. Bukan karena masa lalu yang kelam, bukan
karena fisik tidak sempurna, dan bukan pula karena material. Sebuah kesalahan
dari diri yang tidak bisa menyatukan cinta, sedekat apapun dirinya dengan orang
yang ia cintai.
11. Satu Kesempatan: Cerita indah nan sedih
tanpa nama. Pertemuan rutin di halte bis menimbulkan cinta tanpa terucap.
Menyangka sang waktu akan berbaik hati membiarkan kebersamaan itu terus
terjadi. Tanpa menyadari, bahwa waktu jugalah yang memendekan cinta itu.
12. Di Muara Tak Berdemaga: Percakapan
hanya sebatas pesan singkat. Tanpa saling menanyakan kabar satu sama lain. Tapi
Kenari selalu mencintai Langit Utara. Kenari tidak menolak ketika Langit Utara
mengajaknya ke Belitung. Apakah cinta Kenari akan menjadi nyata?
13. Senja: Jenna menyukai senja, tapi Nara
tidak. Dan di penghujung senja ia terpaksa melepasakan Jenna.
14. Pengorbanan dan Ketulusan: Putri dan
Ebey sahabat. Kepopuleran Ebey selalu berhasil menarik perhatian teman-teman
Putri. Tentu saja perasaan gusar dan sedih membayang di hati Putri. Tapi ia
abaikan perasaan itu. Karena ia lebih senang menantap kebahagian Ebey daripada
kebahagian dirinya sendiri.
***
Gimana
sinopsis singkat dari ke-14 cerita di atas? Menggugah buat dibaca tentunya kan
...
Sebenarnya
tema galau kayak “Cinta Dalam Diam” ini bagus lho. Tau kenapa? Karena ada
sesuatu yang dapat dijadikan pembelajaran. Ada cerita yang mendorong agar kita
lebih berani mengutarakan cinta dan berakhir bahagia. Ada cerita yang mendorong
kita berani mengutarakan cinta walaupun berakhir ditolak. Dan ada juga cerita
yang terpaksa menahan cinta serta kerinduan hingga menyiksa diri sendiri. Kalau
menyiksa diri sendiri sich mending, tapi cinta seperti ini bisa juga menyiksa
dua pihak.
Karena ditulis
oleh 14 orang yang berbeda, jadi akan ditemukan cara penulisan yang berbeda
pula. Ada yang kebanyakan narasi, full narasi, ada yang ringan, ada yang
menggigit karena lucu bingitz, ada yang romantis, dan ada juga yang sedih pake
banget. Dan paling penting serta utama, ke-14 cerita ini menggambarkan dengan
pas ke-galau-an tokoh utama. Siapa tau diantara kalian ada yang bisa
bernostalgia dengan cerita ini atau mungkin sedang merasakannya.
Kalau ditanya
pendapatku sebagai pembaca, aku tidak suka membaca suatu tulisan fiksi
kebayakan narasi. BOSAN .... Jujur ya
ada satu cerita yang aku lompatin karena terlalu bosan baca narasinya. Apalagi
kalau sudut pandang orang pertama tunggal dengan “Aku” sebagai tokoh utamanya.
Itu bakal bosan bacanya kalau terlalu detail menyebutkan/mendeskripsika
sesuatu.
“Cinta Dalam
Diam” ini kan temanya galau, jadi akan ketemu sama sisi melakonlis dan sikap
sentimnetil si tokoh utama. Ada beberapa cerita yang menampilkan terlalu
berlebihan sisi itu sehingga terkesan, “masa iya demi cinta sampe kayak gitu?”.
Aku bingung menggunakan istilah cerita cinta yang terlalu melebihkan, jadinya
tidak terasa normal. Sehingga terkesan terlalu mengagungkan cinta. Padahal yang
bikin kepala pusing atau sakit hati bukan karena cinta aja. Eh kan mulai keluar
sifat emak-emak yang sok kasih nasehat hehe
Typo
sebenarnya gak banyak, tapi rasanya menganggu sekali. Ada beberapa kali “Kau”
dan “Aku” tertukar, sampai bingung bacanya. Tapi setelah di pahami, baru aku
sadar kalau itu typo. Dan ada pengulangan kata dalam satu kalimat, sehingga
menimbulkan arti yang ambigu.
Overall, untuk bacaan santai di
sela-sela waktu senggang buku ini pas banget buat nemenin kamu. Aku suka
tulisannya yang jelas dan kertas putih kayak kertas HVS tapi lebih tebal. Jadi
gak mudah robek kayak kertas novel yang warnanya kusam. Dan gak nyangka kalau
ada pembatas bukunya, walaupun sederhana, tapi aku tetap suka. Soalnya ada
penerbit kan yang pelit banget soal pembatas buku. Harus novel yang harganya
mahal + tebal baru dapat pembatas buku.
By the way, buku ini cocok lho jadi
kado. Karena covernya kayaknya rame banget, padahal Cuma gambar “hati” doang.
Atau buat kamu yang lagi pedekate dan gak berani ungkapin perasaan kamu, bisa
nie kasih buku ini sebagai modus isi hati kamu yang sbenarnya. Karena aku yakin
isinya mencerminkan banget isi hati kamu yang galau dan nyesek karena nyimpan
cinta terlalu lama.
Nasihat
terakhir dari aku. Tidak perlu galau berlebihan kalau sudah berurusan dengan
cinta. Karena cinta sesama manusia yang berlebihan tidak akan membuat diri
kita menjadi lebih baik. Sewajarnya aja
lah, jadi andaikan patah hati, patah hatilah sewajarnya juga.
Selamat
Membaca
Jangan terlalu bangga jika pacarmu mengatakan cinta, karena perasaan manusia itu layaknya sebuah musim berganti-ganti.
BalasHapusSetiap awal pasti ada akhir, setiap masalah pasti ada solusi. Jangan menyerah, percaya diri. Yakinlah bahagia menantimu.
Hai Irfan Fauzi ... Tengkyu sudah mampir ^^
Hapushai, ini termasuk fiksi atau non fiksi ya?
BalasHapus