Finding Audrey
by Sophie Kinsella
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih bahasa: Angelic Zaizai
Editor: Dini Pandia
Desain sampul: Dima
Rate 4 of 5
Audrey menderita gangguan kecemasan.
Masalah psikologis ini sampai menganggu kehidupan sehari-hari gadis berusia 14
tahun itu. kemajuan konsultasinya dengan Dr. Sarah pun berjalan perlahan.
Namun, ketika bertemu Linus, teman
abangnya, Audrey jadi bersemangat. Ia merasa nyambung dengan cowok itu, bisa bercerita
tentang berbagai ketakutan yang dirasakannya.
Saat persahabatan mereka semakin
erat dan kesembuhannya semakin nyata, hubungan romantis yang manis terjalin di
antara mereka. Hubungan yang bukan Cuma menolong Audrey tapi juga seluruh
keluarganya.
Cerita dibuka dengan kegemparan Mum yang mendadak “gila”.
Audrey hanya mengamati aksi Mum sambil mengasihi kemalangan Frank. Bagaimana
tidak, laptop kesayangan Frank akan segera melayang dari lantai dua menuju
kerasnya lantai halaman mereka.
Audrey tidak seperti gadis remaja pada umumnya. Ia menderita
gangguan kecemasan yang membuatnya takut, gugup dan menangis saat berinteraksi
dengan orang lain. Bahkan dengan keluarganya sendiri, tapi untuk menutupi
ketakutan yang berlebihan pada keluarganya, Audrey memakai kacamata hitam yang
bisa digunakan menghindari kontak mata.
Linus, sahabat teman kakaknya, Frank mengetahui masalah itu
dan mencoba membantu. Perlahan demi perlahan Linus berusaha memahami Audrey dan
mereka menjadi dekat. Audrey pun mulai terbiasa dengan kehadiran Linus,
layaknya sebagai keluarga.
Audrey membaik. Tapi Mum selalu cemas dan mewaspadai Linus.
Dan kecemasan itu bukan hanya sekedar kecemasan seorang ibu belaka, ketika suatu pagi Audrey menghilang dari
rumah dan penyebabnya adalah Linus.
***
Aku harus mengakhiri novel ini dengan penuh senyum dan gelak
tawa. Novel ini sempurna untuk memperbaiki mood
aku yang lagi naik turun. Gimana enggak, sepanjang halaman novel ini
menyuguhkan adegan menarik yang di bumbui kasih sayang dari orang-orang sekitar
Audrey.
Sudut pandang yang diambil dari sudut pandang Audrey. Dan
cara penyampaian Audrey itu seperti dia bercerita kepada pembaca. Aku suka
sekali bagian ini, rasanya seolah-olah Audrey mengajak aku untuk nonton kisah
keluarga mereka yang super kacau tapi menyenangkan.
Tidak ada yang “istirahat” di dalam novel ini. Semua tokoh
terus berperan aktif sampai halaman terakhir novel ini. Membuat novel ini
terasa banget kekeluargaannya. Dan jujur aja, hampir semua tokoh dalam novel
ini jadi favorit aku ^^
Keluarga
Cerita dibuka dengan kehebohan keluarga Turner. Aku suka
sekali interaksi Mum-Frank, Mum-Dad, dan Mum-Felix. Kelihatan sekali kalau Mum
adalah tipe-tipe ibu menyebalkan bagi anak-anaknya. Tapi apa yang dikatakan Mum
hampir semuanya benar. Ingat ya,
hampir semuanya benar XD. Maksud aku, ya semua ibu memang selalu benar. Cuma
keinginan seorang anak dan hobi mereka juga bukan suatu kesalahan. Tapi kalau
ngelihat Mum dan Frank, yakin dech gak akan bisa ngebantah apa kata Mum. Paling
tragis itu adalah ketika Mum ngelempar laptop Frank.
Wow ...
Ngelempar? Yup ngelempar dari lantai dua gara-gara Frank
ketagihan main game online.
Buaannyyaaak banget momen Mum-Frank yang bikin ngakak. Mau
tau yang lebih ngakak (dan ini menjadi super favorit aku) adalah Mum manjat ke
lantai dua demi ngintip Frank sedang ngapain. Gilanya lagi, Mum manjat pake
gaun dan high heels. Gak ngebayangin gimana ekspresi Frank pas ketangkap basah saat
itu.
Trus Mum-Dad. Dad itu dikendalikan sama Mum. Sebenarnya Dad
gak ngelarang sih Frank main game, Cuma karena desakan Mum dan berbagai macam
dampak negatif dari game, akhirnya Dad berdiri di sebalah Mum. Dan sasaran
kekesalan Frank, tentu aja Dad haha. Kocak banget waktu Frank ketahuan nge-hack komputer ayahnya dan ngebaca semua
dokumen-dokumennya dan gimana Frank ganggu kerjaan ayahnya dengan menggunakan komputer
ayahnya untuk alasan pengan buat PR.
Mum-Felik yang paling cute.
Felix anak usia 4 tahun yang kadang masih belepotan ngomongnya tapi bikin Mum
gak bisa marah. Sayangnya gak banyak sih momen Mum-Felik.
Dari di antara sekian banyak momen keluarga, entah kenapa aku
malah gak tertarik dengan interaksi Mum-Audrey. Biasa aja, gak ada emosi yang
bisa aku rasakan ketika di bagian Mum-Audrey.
Persahabatan
Awalnya Linus mencoba bersahabat dengan Audrey, tapi dalam
sekejap aja mereka udah ciuman dan jadian. Sayang aja sih, jadinya momen
persahabatan ini kurang. Malah kan Linus ini sahabatnya Frank, tapi interaksi
mereka juga kurang. Cuma sebatas tim dalam game online yang mereka kerjakan. Sahabat
Audrey yang sesama cewek pun, Natalie, Cuma sekilas di kasih nampak. Selain itu
kurang terasa persahabatanya.
Percintaan
Ini terasa sekali waktu Audrey dan Linus makin dekat. Mereka
makin banyak menghabiskan waktu bersama dan Linus sering menantang Audrey untuk
menyapa orang-orang asing yang tidak mereka kenal. Linus cowok yang
menyenangkan dan kedekatan Audrey-Linus terasa manis banget. Khas remaja pada
umumnya.
Konflik
Nah bagian ini yang bikin aku agak kecewa. Konflik kan
seputaran Audrey yang mengalami gangguan kecemasan dan penyebabnya itu gak
jelas kenapa. Dari percakapan para tokoh yang ada di novel ini, aku Cuma ambil
kesimpulan, ada sesuatu yang terjadi pada Audrey di sekolahnya dulu,
berhubungan dengan seorang cewek bernama Tasha dan tindakan Tasha serta
kawan-kawan membuat mereka di keluarkan dari sekolah. Masalahnya aku gak tahu
apa masalah itu. Gak ada penjelasan apa-apa untuk bagian ini, aku jadi
penasaran akut sama penyebab gangguan yang diderita Audrey. Sehingga penilaian
aku agak minus di bagian ini.
Oke gini, bilang aja kalau Audrey kena bully di sekolahnya.
Tapi bully macam apa yang membuat Audrey sampai kena gangguan gitu? Dan salah
satu pembully Audrey terkena dampak penurunan mental (kesimpulan aku pas
deskrispi Adurey tentang Izzy yang kembali seperti anak-anak dengan baju
kembang-kembang dan rambut dikucir serta dipasangi pita).
Konflik lainnya yang bikin grget adalah keras kepala Audrey
saat ia memaksakan kehendakknya. Ia merasa sudah sehat dan kembali normal
(kacamata masih tetap nempel di mata) ketika ia banyak mengalami kemajuan. Dan
ia mulai mengabaikan nasehat Dr. Sarah dan berhenti minum obat. Audrey juga
bersikap egois dengan membantah semua perhatian orang-orang terdekatnya.
Konflik ringan dalam keluarga tentu aja Mum-Frank. Aduh aku
gak tahan pengen ceritain semua kebanyolan kedua tokoh tersebut wkwkwk dan ada
kejutan yang terjadi pada Frank dan Dad (kalian gak akan percaya yang satu ini wkwkwk)
euhm dan Mum sih sedikit “jinak”, tetap bawel dan menjadi penguasa di rumah.
Aku Cuma menemukan satu kesalahan dalam novel ini. Di halaman
103 ada kesalahan ketik, seharusnya tertulis Linus, tapi yang tertulis malah
Frank.
Secara keseluruhan aku sangat-sangat-sangat suka novel ini.
Banyak pelajaran yang ada di dalam novel ini. Terutama tentang “grafik
kehidupan”. Kita sebagai manusia tidak mungkin, dan tidak akan pernah bisa
memiliki grafik lurus, akan ada gerigi yang harus di lalui agar dapat melihat
grafik tersebut terus naik.
Dan aku juga suka gimana tindakan kedua orang tua Adurey saat
anaknya menderita penyakit itu. Mereka jadi mencurahkan seluruh perhatian
kepada keluarga. Dan aku rasa memang seharusnya seorang ibu ada di rumah,
bukannya bekerja. Pas baca novel ini, aku gak begitu menyesal memilih berkeja
sebagai IRT daripada wanita karir.
Novel ini aku rasa cocok dibaca semua umur, terutama remaja
yang terkadang masih suka bersikap egois dengan mengacuhkan orang-orang
terdekat yang menyayanginya. Dan novel ini aku rekomendasikan untuk pecinta
buku yang menyukai tema kekeluargaan yang kocak dan kompak ^^
Happy Reading All ^^
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam:
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentarmu disini