SPOILER PARAH!!!
Akhirnya
aku punya bahan yang bisa aku tulis untuk ngisi rubrik NGEMIS di blog ini. Kali
ini aku pengen ngebahas tentang film yang di angkat dari sebuah novel.
Aku
baru aja selesai nonton Gone Girl yang selalu dibanding-bandingkan dengan The
Girl On The Train. Ini kerjaan para blogger buku yang selalu ngatain kalau Gone
Girl lebih bagus, lebih ini lah, lebih itu lah. Dan gara-gara komentar mereka,
aku jadi terpengaruh dan melanggar peraturan yang udah aku buat, yaitu nggak
akan nonton film yang di adaptasi dari novel kalau belum baca novelnya.
Persamaan
keduanya adalah sama-sama berdasarkan novel yang best seller. Dan tulisan ini
bukan termasuk review film sih, karena aku bukan pakar mengkritik film (karena
tahu bikin film itu susah dan banyak modal wkwk), aku Cuma hobi dan suka
nontonnya.
Terus
gimana setelah nonton Gone Girl?
WOW
tapi tetap dalam batas Yeah wow kok.
Kenapa?
Karena
alurnya udah ketebak beberapa menit setelah film ini diputar.
Oh
bukan karena aku punya otak secemerlang Sherlock *minta dikeplak haha* tapi
karena film ini temanya mirip banget (setengah ceritanya mirip banget) dengan
sebuah kasus di Law & Order Criminal Intent, yang dimainkan Vincent
D’Onofrio. Dimana sang istri menyamarkan kematiannya sebagai ulah suaminya.
Semua bukti dan motif mengarah ke suami dan menciptakan alibi suami menjadi
lemah dengan melakukan beberapa hal sesuai permintaan istri. Cuma bedanya, di
serial Law & Order CI itu istrinya beneran mati karena bunuh diri. Dia
pengen ngejebak suaminya yang seorang pembunuh berantai dengan menciptakan
kematian dia. Karena mau nggak mau, ketika sang istri mati, polisi akan
menyelidiki tentang keluarganya, khususnya si suami.
Nah
kalau di GG ini,istrinya beneran psikopat. Dia menyamarkan kematian supaya bisa
balas dendam karena sakit hati sama suaminya yang selingkuh. Sebagian sih
karena popularitas. Disini aku agak ngerti. Intinya kan sang istri pengen balas
dendam, trus kayaknya dia juga menikmati kepopuleran akibat “kematian” dia itu.
Tapi yah intinya film ini bagus. Nggak membosankan, meski ada beberapa adegan
yang klise banget. Nggak ada sesuatu yang baru di dalam film ini. Kayak senjata
pembunuh atau pelarian ketika Amy pengen menjauh dan melihat reaksi sang suami.
Kalau pecinta genre criminal pasti tahu lah apa maksud aku yang biasa aja.
Endingnya
mungkin bikin dongkol, karena bagaimana pun ceritanya Amy menang, dan kasihan
Nick wkwkwk. Suami suami takut istri nih si Nick.
Nah
kalau dibandingkan dengan TGOTT, alurnya cukup bagus. 3x lipat lebih bagus
daripada di novel. Kalau baca novelnya, bakal ngantuk, serius!! Yang bikin film
TGOTT mendapat poin lebih dari GG adalah twist plot dalam film ini. Walaupun aku bisa nebak
pelakunya, tetap dibuat nggak terduga. Dibuat “oh kayak gitu, pantes aja dia
gini.” Selebihnya, BIASA AJA!!
Pemeran GG vs TGOTT
Jelas
sekali GG mengambil aktor dan aktris yang popularitasnya nggak diragukan lagi.
Yang
bikin semua orang harus nonton film ini. Karena bukan hanya Ben Affleck dan
Rosamund Pike tapi yang pemeran pendukungnya pun bukan sembarang orang. Wajah
mereka sama sekali nggak asing. Meski nggak ingat namanya. Tapi kalian pasti
tahu orang ini pernah main film apa. Atau orang ini pernah jadi teman main
siapa.
Rosamund
Pike menurut aku cocok banget jadi Amy, walaupun belum pernah baca
novelnya,tapi karakter ini cocok sama dia. Aku pribadi pendapat kalau
kepilihnya Rosamund jadi Amy itu karena film dia yang berjudul Return to Sander. Akting dia disitu
sebagai cewek yang terlihat jatuh cinta sama pemerkosanya yang ternyata Cuma
jebakan buat mancing si pemerkosa itu, malah ngebunuh si cowok itu. Sayangnya,
akting psikopat Rosamund itu Cuma terlihat pas bagian endingnya, tapi tetap
berkesan. Tetap keren. Sekaligus menakutkan. Mungkin itu juga jadi alasan kuat
kenapa dia kepilih jadi Amy di GG.
Pasalnya
sih Rosamund ini awal-awalnya identik dengan film yang dapat peran sebagai
kekasih. Kayak pas main sama Tom Cruise, main sama Rowan Atkison, dan beberapa
film yang aku nggak hapal lainnya. Paling inget itu, dia main film DOOM, tau
kan yang terjebak di Mars sama saudara kembarnya. Makanya pas di Return to Sander itu, aku rada syok
nontonnya, nggak nyangka. Dan pas lihat dia main di GG, aku jadi nebak alurnya
kayak apa. Itu lah rahasia otak sherlock holmes-ku yg jenius hahaha.
Berbanding
terbalik dengan TGOTT, aku sama sekali nggak kenal para aktornya, apalagi Emily
Blunt. Walaupun pas aku searching di google, aku cukup kaget ngelihat daftar
film yang dia mainkan. Karena film yang ada Emily Blunt itu rata-rata pernah
aku nonton. Cuma wajahnya nggak keingat aja kali ya.
Di
TGOTT itu paling kenal sama muka si Luke Evans dan si Justin Theroux. Muka
Justin ini paling nggak lupa pas main di Charlie’s Angels. Makanya nggak payah
nebak kalau dia pelaku sebenarnya atas kematian Anna. Kalau di novel, yang
bikin aku nebak dia sebagai pelaku karena posisi dia sebagai mantan suami
Rachel, terlalu aman.Terlalu nggak mencurigakan. Inti dari baca novel crime
itu, jangan percayai tokoh yang dibuat terlalu aman.
Kesimpulan
Nggak
ada yang lebih baik dari satu sama lain. Kedua film punya kekurangan dan
kelebihan masing-masing (ver aku) dan aku nggak akan menentukan film mana yang
lebih bagus atau nggak. Karena ngapain coba ngatain film A nggak bagus, terus
situ bisa bikin film lebih bagus dari film A?
Tapi
gara-gara selesai nonton GG, aku jadi makin nafsu masukin novel ini dalam
daftar bacaan wajib aku.
Besok-besok
nggak mau tergoda sama review para blogger ... bisa gawat!!
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentarmu disini