Judul: Girls in the Dark
Judul asli: Ankuko Joshi
Penulis: Rikako Akiyoshi
Penerbit: Haru
Penerjemah: Andry Setiawan
Cetakan ke-9; November 2016; 289 hlm
ISBN: 978 – 602 – 7742 – 31 – 4
Blurb
Apa yang ingin
disampaikan oleh gadis itu?
Gadis itu mati
Ketua Klub Sastra,
Shiraishi Itsumi, mati.
Di tangannya ada
setangkai bunga lily
Pembunuhan? Bunuh
diri?
Tidak ada yang tahu
Satu dari enam
gadis anggota Klub Sastra digosipkan sebagai pembunuh gadis cantik berkharisma
itu
Seminggu
sesudahnya, Klub Sastra mengadakan pertemuan. Mereka ingin mengenang mantan
ketua mereka dengan sebuah cerita pendek. Namun ternyata, cerita pendek yang
mereka buat adalah analisis masing-masing tentang siapa pembunuh yang
sebenarnya. Keenam gadis itu bergantian membaca analisis mereka, tapi ....
Sinopsis
Sebagai
Ketua Klub Sastra yang baru, Sumikawa Sayuri tetap melanjutkan pertemuan Rutin
Klub Sastra.
Kali ini
Sayuri mengadakan dengan sedikit berbeda, karena sahabat kecilnya baru saja
meninggal, Sayuri ingin para anggota membacakan naskah untuk mengenang Ketua
Klub sebelumnya, Shiraishi Itsumi. Tema yang ia ambil adalah Yami-Nabe. Sambil
bergilir membaca naskah, mereka diwajibkan memakan hidangan yang telah dibuat
oleh mereka bersama.
Ternyata,
setiap anggota Klub Sastra bukan hanya menulis untuk mengenang Itsumi.
Melainkan juga membuat dugaan siapa pembunuh sebenarnya dari Itsumi, gadis
cantik, ceria dan bersahaja.
Review
Pertama-tama
mau ngomentarin salon Klub Sastra yang perfect gila!! Itu salon Klub Sastra
atau hotel bintang lima sih? Sumpah sepanjang bacanya, aku ngiler dibuat sama
kesempurnaan ruang tersebut. Mulai dari perabotnya, buku-buku berkualitas malah
limited edition yang ada tanda tangannya, dapur impian para chef, semuanya
kualitas nomor 1. Ya Tuhan, emang kaya bener ya Itsumi ini? Pantes aja Klub
Sastra jadi idola dan jadi lebih “mahal” karena hal tersebut. Belum lagi hanya
orang-orang khusus undangan Itsumi yang boleh menjadi anggota, membuat Klub
Sastra terkesan eksklusif.
Belum lagi,
anggota yang dipilih Itsumi tidak sembarangan. Ia memilih gadis-gadis yang
memiliki pesonanya sendiri. Cantik, cerdas, dan punya ambisi. Bikin Klub Sastra
enggan didekati oleh kaum-kaum biasa aja.
Setelah
membaca Holy Mother, Girls in the Dark makin menampilkan ciri khas Rikako
Akiyoshi. Bagi aku, ciri khas dari RA adalah sederhananya kasus dan detail
penjelasan yang hanya seperlunya saja. Pecinta thriller, misteri atau crime
pasti paham betul bagaimana kalau novel terjemahan ala barat. Banyaknya
tersangka dengan investigasi yang nggak habis-habisnya, lalu rumitnya kasus
hingga FBI harus ikut campur tangan.
Berbeda
dengan novel ini.
Novel ini
begitu memikat dengan “level SMA” dan “level remaja”-nya yang endingnya, mampu
membuat pembaca dewasa tercengang.
Ini seperti
Goosebumps, yang level bacaan anak SD tapi tetap mampu mengikat pembaca dewasa.
Aku tidak
mampu menemukan ungkapan yang tepat, tapi level remaja dan level SMA yang aku
sematkan cocok untuk novel ini.
Sederhana:
hanya dengan pembacaan naskah, aku tahu alur,konflik dan karakternya sekaligus.
Tanpa perlu investigasi, aku tahu alibi yang diciptakan tersangka, dan tahu
bagaimana cara mereka memandang Itsumi.
Novel ini
juga bikin tegang.
Ketika aku
selesai baca satu per satu naskah yang mereka tulis, entah kenapa aku menarik
nafas tertahan. Cara mereka membawakan dan menuduh pelakunya begitu terasa
real. Seolah-olah memang benar. Apalagi tuduhan yang terlontar secara
terang-terangan antar anggota klub, karena dibacakan di depan anggota yang
lain.
Yah,
naskah-naskah yang dibacakan oleh anggota Klub Sastra lebih berisi dugaan siapa
dan kenapa pelaku membunuh Itsumi. Intinya mereka saling menuduh satu sama lain.
Pujian tidak
habis aku sematkan untuk novel super keren ini. Novel ini cerdas, kreatif dam
,menipu
Cerdas:
mampu membuat lima naskah berbeda, dengan inti pesan kematian bunga lily.
Kreatif:
mampu membuat lima naskah berbeda yang sesuai karakter tokoh. Ini paling aku
suka. Bayangkan aja, ada lima tokoh mencurigakan, lima tokoh dengan latar
belakang berbeda, dan lima tokoh dengan sudut pandang yang berbeda. Paling berkesan buat aku itu
naskah Koga Sonoko, yang menulis naskah dengan elemen 5W1H. Hal itu disesuaikan
dengan karakter Koga yang selalu berpikir ilmiah karena dia anak IPA dan
bercita-cita menjadi dokter seperti Alm. Ayahnya.
Menipu:
thriller tanpa tipuan rasanya kurang sedap. Apalagi tipuan yang RA masukin
disini adalah jenis tipuan yang sama sekali nggak ada benarnya. Apa pun pilihan
yang dibuat, akan tetap sama hasilnya.
Ending, aku nggak
terkejut. Tapi sempat bikin aku tersentak kaget. Pelakunya pun nggak begitu
mengagetkan. Cuma cara dibawakannya itu lho. Seram!! Apalagi motifnya ... huft
bikin gregetan. Ditambah lagi semua yang dibangun di awal cerita itu punya
tujuan yang khusus.
Alasan salon
Klub Sastra yang dibuat begitu mewah
Alasan
pemilihan anggota yang cantik, pintar dan berambisi
Alasan
kenapa harus membuat naskah untuk mengenang Itsumi
Alasan
kenapa pertemuan bertema Yami-Nabe
Semuanya
terjawab di ending.
Dan jawaban
itulah yang bikin novel ini makin luar biasa.
Jangan
lupakan sedikit twist yang dimasukin
RA. Kenapa aku sebut “sedikit twist” karena aku pikir nggak ada hubungannya,
ternyata ada hahaha ... tertipu saya.
Pecinta
misteri dan thriller wajib punya buku ini
Dan buat
yang pengen coba-coba genre ini, buku ini aku rekomendasikan. Karena bawaannya
nggak bikin mumet apalagi berat di kepala.
Oh ya, aku
ngeshare lho reading proggres novel ini di instagram @ntarienovrizal_ Kalau mau
tahu lebih detail, bisa di cek aja ^^
Akhir kata,
jangan lupa beli bukunya ^^
***
Tulisan ini
diikutsertakan dalam:
Read & Review Challenge 2017 –
Kategori Young Adult Literature
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentarmu disini