Kisah Cinta Terlarang Antara Seorang Lady dengan Seorang Peternak Kuda
Judul:
Sang Pencuri Hati
Judul
Asli: After the Kiss
Penulis:
Suzanne Enoch
Penerbit:
PT Gramedia Pustaka Utama
Alih
bahasa: Lingliana
Desain
sampul: Marcel A.W.
Published:
24 juni 2013
Tebal:
440 halaman
Blurb
Ketika
menjalani misinya untuk “mengambil kembali” lukisan ibunya, Sullivan Waring
tertangkap basah putrid pemilik rumah. Tertawan kecantikan gadis itu, Sullivan
pun mencuri ciuman darinya. Sayang aksi tersebut membuat gadis itu berhasil
membuka topengnya, sebelum ia berhasil meloloskan diri.
Lady Isabel
Chalsey sangat terkejut ketika mengenali pria yang menjual kuda kepada kakaknya
sebagai si pencuri lukisan. Dengan cerdik ia memanfaatkan hal itu untuk emmeras
Sullivan agar bersedia melatih kudanya di Chalsey House. Seiring waktu yang
mereka habiskan, Isabella dan Sullivan semakin dekat. Sayangnya perbedaan
status social dan masa lalu Sullivan menjadi penghalang kisah cinta mereka.
Adakaha kesempatan untuk mereka bersama?
Sinopsis
Sullivan
James Waring, marah sekali pada ayah kandungnya. Sullivan rela, ia tidak diakui
anak sedikitpun oleh Marquis of Dunston. Ia rela jika ibunya harus hidup
menderita karena sikap laki-laki yang ia cintai. Tapi Sullivan tidak rela saat
seluruh lukisan ibunya, diambil dan diberikan kepada teman-teman bangsawan
Duston, padahal lukisan itu adalah satu-satunya warisan ibunya untuk Sullivan.
Sullivan sadar, jika ia menuntut secara hukum, tidak akan ada yang mau membela
seorang peternak kuda seperti dirinya. Jadi satu-satunya cara adalah dia
mencuri lukisan-lukisan itu dari rumah ke rumah di seluruh Mayfair.
Entah
sial atau beruntung, Sullivan ketangkap basah saat sedang mencuri di rumah Lord
Darshear. Ia terpergok oleh gadis yang sangat cantik, Lady Isabel. Terpesona
pada kecantikannya itu, Sullivan mencium bibirnya dan langsung lari sebelum
gadis itu berubah pikiran untuk menjerit dan membuat usaha Sullivan sia-sia.
Sullivan berharap itu kali pertama dan terakhir ia bertemu gadis itu.
Betapa
kagetnya ia ketika keesokan harinya, gadis itu berdiri di depan istal kudanya
dan mengatakan ingin membeli kuda. Bukan hanya kuda. Ia ingin sekalian
memperkerjakan Sullivan di bawah pengawasannya.
Dengan
geram, Sullivan menyetujuinya.
Tanpa
mereka ketahui, mereka sendiri jatuh dalam perangkap yang mereka ciptakan untuk
lawan masing-masing.
Seorang anak
haram bangsawan. Seorang pencuri. Pria yang bekerja dengan kedua tangannya. Semua
yang harus dihindari wanita muda baik-baik. Dan Isabel ingin pria itu
menciumnya lagi. – Hal 143
***
Review
Ini
pertama kalinya aku baca novel dengan genre Historical Romance. Dan itu pun
karena aku lagi ikutan challenge di Instagram. Sebagai info aja, ternyata
Historical Romance itu termasuk dalam kategori Classic Romance, yah setidaknya
pengetahuan aku tentang genre nambah hehe
Persepsi
Mungkin
karena aku nggak terbiasa dengan novel HR kayak gini, aku jadi ngerasa novel
ini ribet banget. Ribetnya sih, Sullivan-Isabel sering berdebat mengenai status
mereka dan keinginan masing-masing. Sullivan yang ingin menjaga reputasi Isabel
tetap tehormat dan populer di kalangan bangsawan, serta mendapatkan suami yang
setara dengannya. Sedangkan Isabel sendiri, tidak peduli. Setelah mengenal
Sullivan, ia tidak peduli dengan status dan cara orang memandang jijik ke
arahnya. Ia tetap ingin menjadi bagian dari hidup Sullivan.
Aku
nggak ngerasa kalau konflik kayak gitu bisa jadi alasan sebuah cinta menjadi
terlarang. Yah karena aku hidup di zaman dimana segala bentuk cinta bisa
diterima. Bahkan cinta antar sejenis pun bukan sesuatu yang terlarang lagi.
Nah, mungkin karena itu pula aku jadi sedikit bosan. Apa susahnya sih, Sullivan
bukan orang miskin juga, dia punya duit, kecuali gelar bangsawan aja yang dia
nggak punya.
Jadi
tanggapan aku tentang novel ini ribet haha.
“Pikirkan
semua kehancuran yang bisa kutimbulkan bagi reputasimu dan masa depanmu, semua
bahaya yang bisa kutimbulkan pada hatimu, karena kita berdua tahu,ini tidak
akan mengarah kemana-mana selain kehancuran.” – Sullivan (hal 240)
Karakter
Anehnya,
aku malah suka sama karakter pendamping tokoh utama. Bukan hanya satu tapi
hampir semua. Aku suka banget sama Douglas, adik Isabel yang baru berumur 16
tahun tapi bisa menjaga rahasia dan kepercayaan kakaknya, ketika Isabel
menceritakan tentang rahasia Sullivan. Douglas memang tidak senang kakaknya
berhubungan dengan Sullivan, tapi Douglas menghormati dan mengidolakan Sullivan
sebagai peternak kuda paling populer di Inggris bagian selatan. Cara Douglas
pura-pura tidak tahu, tapi suka ngomel sendiri melihat kakaknya dekat dengan
Isabel, bikin karakter dia itu gemesin banget. Suka sama Douglas. Bahkan di
saat-saat genting, Douglas tetap membantu Sullivan-Isabel, walaupun yah harus
dengan berat hati ^^
Ada
juga Bram, sahabat karib sekaligus anak bangsawan dari Duke of Levonzy. Peran
dia itu sama banyaknya kayak Douglas, tapi Bram adalah sosok paling menawan
sejauh yang aku kenal. Dia benci jadi bangsawan. Tapi menikmati statusnya untuk
kepentingannya sendiri. Suka bikin Sullivan jengkel tapi selalu siap sedia buat
membantu Sullivan. Bahkan dia ngelakuin hal nggak terduga, berisiko buat
menjauhkan Sullivan dari hukuman gantung. Anehnya, dia malah ketagihan ...
“Tidak semua
orang peduli dengan latar belakangmu, sobat. Keahlianmu sendiri sudah
menyatakan dengan jelas.” – Bram (hal 99)
Ayah
dan Ibu Isabel. Sama seperti orang tua manapun dan sama seperti bangsawan mana
pun menentang hubungan Isabel-Sullivan, tapi cara mereka mengatasi masalah ini
itu nggak lebay kayak sinetron-sinetron. Suka banget sama Ayah-Ibu Isabel yang
pengertian sama kisah cinta putri mereka. Mereka selalu ada di sisi putrinya
ketika semua orang menjauh dari putri mereka. Kakak Isabel, Philip, juga
bertindak sama kayak Ibu-Ayah isabel, malah mereka sama-sama mencari jalan
bagaimana memecahkan masalah kisah cinta terlarang itu, tanpa menyakiti Isabel.
Isabel
dan Sullivan sendiri nggak bisa dibilang menarik. Karakter mereka terlalu
standar. Isabel, gadis manja, gadis super cantik, super terhormat dan paling
populer di antara para cowok-cowok, jatuh hati sama Sullivan, cowok super
tampan tapi bukan bangsawan, punya sikap gentleman layaknya putra-putra
bangsawan. Sullivan benci bangsawan, tapi ia punya pengecualian untu beberapa
orang temannya dan beberapa bangsawan yang menyukainya. Dari Sullivan, Isabel
bisa melihat sisi lain bangsawan yang nyebelin. Suka ngomongin orang, peduli
sama reputasi, peduli sama jumlah pasangan yang dansa sama gadis-gadis dan
lain-lain. Bahkan lama-lama Isabel ngerasa itu konyol (aku juga ngerasa gitu
sih. Apa untungnya coba ngebandingin jumlah cowok yang dansa sama kita atau
sama orang lain?)
Plot
Hm,
untuk plot aku kasih nilai 4 dari 5. Aku cukup suka sama alurnya yang asik aja
buat diikutin. Cuma yah agak bertele-tele di bagian Isabel-Sullivan yang mulai
suka bertengkar mempertahankan pendapat masing-masing. Selebihnya aku suka
banget. Dan semakin aku baca, semakin aku paham kenapa cinta mereka begitu
terlarang, dan rasanya jadi masuk akal.
Ending
Aku
nggak bisa bilang nggak suka. Tapi nggak bisa aku sebut favorit juga. Gimana ya
aku jelasin supaya nggak spoiler?
Pokoknya
endingnya bahagia. Sullivan akhirnya di akui oleh ayahnya. Tapi ... disini agak
maksa kayaknya. Meski alasan pengakuan itu masuk akal. Bayangkan aja, Marquis
of Duston yang keras kepala, angkuh dan sombong itu baru mau ngakuin Sullivan
setelah 29 tahun lebih.
Kesimpulan
Intinya
yang aku dapat sih, nggak ada sebenarnya cinta terlarang antara perbedaan
status kalau seseorang mau memperjuangkannya. Ketika cinta sudah terucap,
setiap pasangan harus menerima dan mencintai kelemahan dan kelebihan
masing-masing. Hal yang terpenting dari sebuah cinta adalah rasa hormat dan
rasa menghargai. Seperti Sullivan yang tetap menghargai Isabel, menghargai
status Isabel.
Percayalah,
cinta sejati akan menuntun kemana pun kamu pergi. Menuntun menenmukan orang
yang tepat. Dan kamu akan kaget ketika menyadari bahwa dirinya yang tepat
selama ini. Bukan orang lain, dan juga bukan anggapan orang lain.
“Kau
membuatku ingin menjadi sesuatu yang tidak mungkin kugapai.” – hal 331
***
Tulisan
ini diikutsertakan dalam:
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentarmu disini