Minggu, 23 Juli 2017

Review Buku: Wheels and Heels - Irene Dyah Respati

Judul: Wheels and Heels
Penulis: Irene Dyah Respati
Penerbit: Elex Media
Published Novermber 2015
Tebal: 321 Halaman
ISBN 978 – 602 – 027 – 547 - 5
Format ebook via Ijak

Blurb
Pangeran memalsukan citra saat bertemu Cinderella di belantara 
Cinderella memalsukan busana saat berdansa dengan Pangeran di istana 
Dan toh, mereka bahagia selamanya 
Abhilaasha tak bisa lepas dari gaun mewah, high heels, dan dunia gemerlapnya. Sedangkan, Aidan selalu lekat dengan kemeja aneh, serbakaku, dan dunia otomotifnya. 
Dua dunia berbeda itu mempertemukan Abby dan Aidan. 
Mereka berperan, berpura-pura, beradu dalam rahasia. 
Ketika kejujuran ditunjukkan oleh masing-masing pemeran, apakah semua akan tetap sama? 

Sinopsis

Abby, seorang usher yang identik dengan kehidupan mewah, gaun mewah, high heels, dan . wajahnya yang cantik, membuat ia mampu menarik perhatian laki-laki manapun. Tapi dibalik itu semua, Abby hanyalah gadis sederhana yang selalu memikirkan kehidupan keluarganya yang jauh dari kata cukup. Selalu saja kekurangan dan kekurangan.

Aidan,cowok super kaku, pemalu,gugup, yang gila otomotif, terlihat tertarik pada Abby. Beberapa kali kesempatan Aidan selalu terlihat salah tingkah dan kadang wajahnya memerah jika digoda Abby.

Nico, sahabat baik Abby, cewek super tajir yang selalu memberikan bantuan finansial tanpa Abby minta, ingin membantu Abby mengubah kehidupannya. Yaitu dengan mencari suami kaya raya. Awalnya Abby mau-mau saja, karena menolak rencana Nico bisa membuat Abby pusing mendengar ocehannya yang pedas. Setelah gagal berkali-kali, Abby menolak rencana Nico untuk dijodohkan lagi. Ia mulai menaruh perhatian pada Aidan. Laki-laki yang tidak masuk standar Nico menjadi suami Abby.



Review

Oh Tuhan...

Aku jatuh cinta pada Aidan.

Hampir sepanjang jalan cerita aku dibuat kesal sekaligus senyum-senyum sama kelakukan dia. Tingkah Abby yang cenderung genit dan “berani” menggoda Aidan membuat awal-awalnya aku kurang suka sama Abby. Tapi lama kelamaan aku makin suka sama dia. Karakter dia itu berbeda. Kalau dianalogikan dengan Cinderella, Abby itu saat jadi usher adalah seorang putri, sedangkan ketika jam 12 malam berdentang, kehidupan sederhana kembali menyelimuti Abby.

Pertemuan Abby dan Aidan itu lucu. Abby tertantang aja rasanya buat jahil sama Aidan, terus berlanjut ke pertemuan-pertemuan selanjutnya. Mereka jadi sering ketemu saat Abby jadi usher motor show. Dan ngakak juga sih bagian itu, karena jelas-jelas Aidan berusaha keras tidak memperhatikan Abby padahal dia tahu Abby ada disitu. Cara Author mendekripsikan bagian itu benar-benar menarik. Suka pokoknya ...

Anehnya, meski aku nggak berada di posisi Abby yang hidup gemerlapan, tapi aku ngerasain jengkelnya Abby pada Aidan. Apalagi nyamain bulu-bulu di peragaan busana sebagai upil. Trus pertanyaan yang terlontar dari bibir Aidan itu adalah mobil apa yang Abby pake. Sederhana .. sederhana ... sederhana ... tapi sederhana itu bikin cerita ini berkesan. Nggak terlalu maksa.

Tapi hidup mewah Abby itu ada latarnya. Dengan modal yang ia punya, wajah cantik, dan body yang cukup mendukung, membuat ia laku sebagai usher dan model dadakan buat acara-acara tertentu. Ia harus hidup dengan menjadi tulang punggung keluarga, terus menghadapi ibunya yang keras kepala. Membentuk sifat Abby itu seperti gadis normal lainnya. Kadang-kadang sensitif, memilih makan mie instan, memilih naik ojek daripada taksi dan ia termasuk pelit (pinjam istilah Nico) untuk kebutuhan sendiri. Kecuali kebutuhan yang terkait pekerjaan.

Dari sini sih aku belajar, Abby mungkin terlihat cantik, mewah dan sulit di dekati oleh pria-pria yang nggak punya uang , image yang dibangun oleh gadis-gadis seperti Abby itu jelek banget. Cuma cantik tapi otak kosong.  Mereka dengan gampang ngegaet laki-laki kaya dan bahkan nggak ragu jadi simpanan om-om. Tapi sebenarnya bukan itu yang Abby inginkan. Lalu Aidan yang hadir, dengan kesederhanaan dan sifatnya yang pemalu menarik perhatian Abby. Aidan laki-laki pertama yang menerobos kehidupan asli Abby. Kehidupan yang jauh dari dunia glamor.

Oh Aidan ini juga bikin kesal lho.

Aidan itu pertama kasih perhatian, membuat Abby melayang. Eh tiba-tiba dia menghilang berhari-hari, berminggu-minggu, trus muncul lagi dengan sok manis. Serasa di PHP-in si Abby-nya.

Persahabatan Nico dan Abby ini natural banget. Nico yang tajir dan mulutnya pedas suka banget nawarin bantuan finansial yang kadang bikin Abby jengkel setengah mati. Tapi di sisi lain, Cuma Nico yang ngerti Abby dan Cuma Abby yang betah sama mulut pedas Nico. Mereka berdua saling membutuhkan dengan cara yang berbeda. Pokoknya suka juga. Seharusnya Nico ini ada kisahnya sendiri *berharap banget ^^

Banyak momen manis antara Aidan dan Abby. Kebayakan sih aku hampir suka semua yang Aidan lakukan buat Abby. Salah satu contohnya aja, Aidan menerjang banjir demi mengantarkan makanan buat Abby yang kelaparan. Dan masih banyak lainnya. Dan aku yakin, bahkan jamin, kalian bakal suka sama perlakuan Aidan. Kurang lebih sedikit berbeda dengan tokoh laki-laki yang ada di novel romance pada umumnya.

Konfliknya ini biasa banget. “biasa” dalam pengertian jenis permasalahan yang kita tengok dalam kehidupan sehari-hari. Tapi cara Author menulis sudut pandang yang berbeda, awalnya aku rada sebel sama ibunya Abby, mendadak menjadi hormat saat melihat dari sudut pandang beliau. Ini seperti mengajarkan, itulah orangtua, terutama hebatnya seorang ibu.

Secara keseluruhan, aku suka novel ini. Makin kesini aku makin menemukan novel romance lokal yang cocok buat bacaan aku.

Kalau kamu suka romance, kamu harus baca ini. Rekomendasikan juga buat remaja ... aman kok ^^

***

Tulisan ini diikutsertakan dalam:

Indonesian Romance Reading Challenge 2017

Proyek Baca Buku Perpustakaan 2017

Read & Review Challenge 2017 – Kategori Contemporary Romance

G+

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentarmu disini

 
;