Judul:
Wheels and Heels
Penulis:
Irene Dyah Respati
Penerbit:
Elex Media
Published
Novermber 2015
Tebal:
321 Halaman
ISBN 978
– 602 – 027 – 547 - 5
Format
ebook via Ijak
Blurb
Pangeran
memalsukan citra saat bertemu Cinderella di belantara
Cinderella memalsukan busana saat berdansa dengan Pangeran di istana
Dan toh, mereka bahagia selamanya
Cinderella memalsukan busana saat berdansa dengan Pangeran di istana
Dan toh, mereka bahagia selamanya
Abhilaasha
tak bisa lepas dari gaun mewah, high heels, dan dunia gemerlapnya. Sedangkan,
Aidan selalu lekat dengan kemeja aneh, serbakaku, dan dunia otomotifnya.
Dua
dunia berbeda itu mempertemukan Abby dan Aidan.
Mereka
berperan, berpura-pura, beradu dalam rahasia.
Ketika
kejujuran ditunjukkan oleh masing-masing pemeran, apakah semua akan tetap sama?
Sinopsis
Abby, seorang usher yang
identik dengan kehidupan mewah, gaun mewah, high heels, dan . wajahnya yang
cantik, membuat ia mampu menarik perhatian laki-laki manapun. Tapi dibalik itu
semua, Abby hanyalah gadis sederhana yang selalu memikirkan kehidupan keluarganya
yang jauh dari kata cukup. Selalu saja kekurangan dan kekurangan.
Aidan,cowok super kaku,
pemalu,gugup, yang gila otomotif, terlihat tertarik pada Abby. Beberapa kali
kesempatan Aidan selalu terlihat salah tingkah dan kadang wajahnya memerah jika
digoda Abby.
Nico, sahabat baik Abby, cewek
super tajir yang selalu memberikan bantuan finansial tanpa Abby minta, ingin
membantu Abby mengubah kehidupannya. Yaitu dengan mencari suami kaya raya.
Awalnya Abby mau-mau saja, karena menolak rencana Nico bisa membuat Abby pusing
mendengar ocehannya yang pedas. Setelah gagal berkali-kali, Abby menolak
rencana Nico untuk dijodohkan lagi. Ia mulai menaruh perhatian pada Aidan.
Laki-laki yang tidak masuk standar Nico menjadi suami Abby.
Review
Oh Tuhan...
Aku jatuh cinta pada Aidan.
Hampir sepanjang jalan cerita
aku dibuat kesal sekaligus senyum-senyum sama kelakukan dia. Tingkah Abby yang
cenderung genit dan “berani” menggoda Aidan membuat awal-awalnya aku kurang
suka sama Abby. Tapi lama kelamaan aku makin suka sama dia. Karakter dia itu
berbeda. Kalau dianalogikan dengan Cinderella, Abby itu saat jadi usher adalah
seorang putri, sedangkan ketika jam 12 malam berdentang, kehidupan sederhana
kembali menyelimuti Abby.
Pertemuan Abby dan Aidan itu
lucu. Abby tertantang aja rasanya buat jahil sama Aidan, terus berlanjut ke
pertemuan-pertemuan selanjutnya. Mereka jadi sering ketemu saat Abby jadi usher
motor show. Dan ngakak juga sih bagian itu, karena jelas-jelas Aidan berusaha
keras tidak memperhatikan Abby padahal dia tahu Abby ada disitu. Cara Author
mendekripsikan bagian itu benar-benar menarik. Suka pokoknya ...
Anehnya, meski aku nggak berada
di posisi Abby yang hidup gemerlapan, tapi aku ngerasain jengkelnya Abby pada
Aidan. Apalagi nyamain bulu-bulu di peragaan busana sebagai upil. Trus
pertanyaan yang terlontar dari bibir Aidan itu adalah mobil apa yang Abby pake.
Sederhana .. sederhana ... sederhana ... tapi sederhana itu bikin cerita ini
berkesan. Nggak terlalu maksa.
Tapi hidup mewah Abby itu ada
latarnya. Dengan modal yang ia punya, wajah cantik, dan body yang cukup
mendukung, membuat ia laku sebagai usher dan model dadakan buat acara-acara
tertentu. Ia harus hidup dengan menjadi tulang punggung keluarga, terus
menghadapi ibunya yang keras kepala. Membentuk sifat Abby itu seperti gadis
normal lainnya. Kadang-kadang sensitif, memilih makan mie instan, memilih naik
ojek daripada taksi dan ia termasuk pelit (pinjam istilah Nico) untuk kebutuhan
sendiri. Kecuali kebutuhan yang terkait pekerjaan.
Dari sini sih aku belajar, Abby
mungkin terlihat cantik, mewah dan sulit di dekati oleh pria-pria yang nggak
punya uang , image yang dibangun oleh gadis-gadis seperti Abby itu jelek
banget. Cuma cantik tapi otak kosong.
Mereka dengan gampang ngegaet laki-laki kaya dan bahkan nggak ragu jadi
simpanan om-om. Tapi sebenarnya bukan itu yang Abby inginkan. Lalu Aidan yang
hadir, dengan kesederhanaan dan sifatnya yang pemalu menarik perhatian Abby. Aidan
laki-laki pertama yang menerobos kehidupan asli Abby. Kehidupan yang jauh dari
dunia glamor.
Oh Aidan ini juga bikin kesal
lho.
Aidan itu pertama kasih
perhatian, membuat Abby melayang. Eh tiba-tiba dia menghilang berhari-hari,
berminggu-minggu, trus muncul lagi dengan sok manis. Serasa di PHP-in si
Abby-nya.
Persahabatan Nico dan Abby ini
natural banget. Nico yang tajir dan mulutnya pedas suka banget nawarin bantuan
finansial yang kadang bikin Abby jengkel setengah mati. Tapi di sisi lain, Cuma
Nico yang ngerti Abby dan Cuma Abby yang betah sama mulut pedas Nico. Mereka
berdua saling membutuhkan dengan cara yang berbeda. Pokoknya suka juga.
Seharusnya Nico ini ada kisahnya sendiri *berharap banget ^^
Banyak momen manis antara Aidan
dan Abby. Kebayakan sih aku hampir suka semua yang Aidan lakukan buat Abby.
Salah satu contohnya aja, Aidan menerjang banjir demi mengantarkan makanan buat
Abby yang kelaparan. Dan masih banyak lainnya. Dan aku yakin, bahkan jamin,
kalian bakal suka sama perlakuan Aidan. Kurang lebih sedikit berbeda dengan
tokoh laki-laki yang ada di novel romance pada umumnya.
Konfliknya ini biasa banget.
“biasa” dalam pengertian jenis permasalahan yang kita tengok dalam kehidupan
sehari-hari. Tapi cara Author menulis sudut pandang yang berbeda, awalnya aku
rada sebel sama ibunya Abby, mendadak menjadi hormat saat melihat dari sudut
pandang beliau. Ini seperti mengajarkan, itulah orangtua, terutama hebatnya
seorang ibu.
Secara keseluruhan, aku suka
novel ini. Makin kesini aku makin menemukan novel romance lokal yang cocok buat
bacaan aku.
Kalau kamu suka romance, kamu
harus baca ini. Rekomendasikan juga buat remaja ... aman kok ^^
***
Tulisan ini diikutsertakan
dalam:
Indonesian
Romance Reading Challenge 2017
Proyek
Baca Buku Perpustakaan 2017
Read
& Review Challenge 2017 – Kategori Contemporary Romance
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentarmu disini